
Keinginan mendapatkan keuntungan besar dengan cara mudah justru membawa Eldo Ryan (31), warga Kota Salatiga, ke dalam kerugian besar. Ia menjadi salah satu korban dari aplikasi investasi WPOne yang kini diduga sebagai investasi bodong. Akibatnya, uang ratusan juta yang telah disetorkannya, termasuk tabungan haji orang tuanya, tidak bisa ditarik kembali.
Awal Mula Terjebak
Eldo mengenal WPOne melalui tetangganya pada akhir 2024. Saat itu, orang tuanya mendapat tawaran untuk bergabung dengan investasi yang diklaim menguntungkan. Dengan setoran awal Rp 500.000, mereka dijanjikan keuntungan bulanan Rp 300.000 hingga Rp 400.000 hanya dengan melakukan absensi melalui aplikasi di ponsel.
Melihat keuntungan yang diterima ibunya selama dua bulan pertama, Eldo mulai tertarik. Keyakinannya semakin bertambah ketika seorang pria berinisial Asr, yang merupakan ketua WPOne Jawa Tengah, datang ke rumahnya untuk melakukan sosialisasi.
“Saya juga menyetor Rp 500.000, kemudian diminta meningkatkan nominal investasi. Saya setor Rp 5 juta, lalu terus bertambah seiring waktu,” kata Eldo, Selasa (25/3/2025).
Skema yang Menjerat
Eldo kemudian dimasukkan ke dalam grup WhatsApp yang berisi anggota WPOne dari seluruh Indonesia. Di dalam grup tersebut, para member aktif memamerkan keberhasilan mereka, mulai dari foto uang tunai hingga pembelian mobil, yang semakin mendorong Eldo dan keluarganya untuk terus menyetor dana.
Karena tergiur oleh potensi keuntungan, Eldo bahkan menjaminkan mobilnya untuk mendapatkan uang yang kemudian disetorkan ke WPOne. Tabungan haji orang tuanya juga turut digunakan untuk investasi ini. Pada 15 Februari 2025, Eldo dan keluarganya telah menggelontorkan dana total Rp 400 juta, termasuk dari adik dan iparnya.
Harapan yang Berubah Menjadi Mimpi Buruk
Masalah mulai muncul pada akhir Februari 2025. Saat Eldo mencoba menarik dana, permintaannya ditolak. Alih-alih bisa menarik uangnya, ia justru diminta menyetor Rp 800.000 untuk verifikasi data. Eldo sempat mengikuti permintaan tersebut, tetapi hasilnya tetap sama—dana tidak bisa ditarik.
“Alasannya katanya karena sedang didaftarkan IPO di Amerika, tetapi setelah saya telusuri, itu tidak benar. Tidak ada proses IPO seperti yang mereka klaim,” ujarnya.
Setelah menyadari dirinya dan keluarganya telah menjadi korban, Eldo meminta pertanggungjawaban dari Asr, yang sebelumnya memperkenalkannya ke WPOne. Namun, Asr mengaku hanya mengetahui WPOne dari seseorang bernama Akila. Ketika ditelusuri lebih lanjut, Akila tidak dapat ditemukan, bahkan setelah dicari hingga Jakarta.
“Kami menduga Akila ini sosok fiktif karena tidak pernah bisa ditemukan,” ungkap Eldo.
Keinginan untuk Keadilan
Kini, Eldo dan keluarganya hanya berharap bisa mendapatkan kembali uang modal yang telah mereka setorkan. Mereka, bersama korban lainnya, berencana untuk melaporkan kasus ini ke pihak berwenang agar dapat ditindaklanjuti.
“Kami tidak mengharapkan keuntungan lagi, yang penting uang modal bisa kembali,” pungkasnya.
Kasus investasi bodong seperti WPOne terus menambah daftar panjang korban yang tertipu dengan janji keuntungan besar tanpa kerja keras. Para calon investor diharapkan lebih berhati-hati sebelum mempercayakan uang mereka pada skema investasi yang belum jelas legalitasnya.